Minggu, 11 Desember 2016

Jurus Kamehameha

Saya percaya banget dengan istilah people easy come and go. Yah gitu juga yang saya rasakan, semua orang secara bergantian datang dan pergi dikehidupan saya. Kadang gak ada alasan kuat untuk mereka yang tiba-tiba datang dan kemudian secara tiba-tiba pula pergi begitu saja.  begitu juga dengan kisah saya selama lebih kurang 3,5 tahun ada di kota nan istimewa Jogjakarta. Banyak orang yang saya kenal sejak awal jadi mahasiswa. Perlahan tapi pasti saya mulai mengenal banyak orang, tak sedikit dari mereka yang dekat dengan saya. Kalau di urut-urut dari awal sepertinya saya juga lupa secara pasti bagaimana awal saya mengenal mereka sampai akhirnya saya dekat dengan mereka dan pada saat ini banyak diantaranya yang juga pergi begitu saja, dan saya gak mau bahas tentang hal itu di tulisan kali ini.

Sebenarnya cerita saya kali ini sedikit ada kaitannya dengan tulisan saya tentang hari dimana saya balik ke Medan. Tulisanya ada di beberapa tulisan sebelum tulisan yang ini.

 NGNYRUMIR adalah istilah baru yang dipakai oleh beberapa mahasiswa tingkat akhir sebagai alasan mereka untuk bersama. anehnya mereka bukanlah orang-orang yang sedari awal saya kenal dekat. Bisa dikatakan dulu saya hanya tau mereka, namun tak begitu mengenal. Hmmmmm seingat saya, belum genap 1 tahun kami dekat. Entah kenapa juga saya bisa dekat dengan mereka, sampai pada beberapa malam belakangan ini waktu saya habis dilakukan dengan begadang bersama mereka disebuah tempat sambil membahas sesuatu dari yang sama sekali gak penting sampe ngebahas masa depan yang sampe sekarang belum ada di depan mata.

Oke skip, beberapa malam lalu saat kami sedang menunggu beberapa kopi, teh dan mie instan di sebuah warung kopi jos dekat jembatan di sudirman, mereka membuat wacana untuk pergi ke Semarang. Ntah saya juga lupa kenapa wacana itu secara tiba-tiba muncul begitu saja. emmmmm sebelumnya saya sempat di tawarin dengan seorang teman untuk ikut ke Semarang bersama mereka, namun karena saat ini Jogja sedang musim hujan saya ragu untuk pergi ke sana dengan mengendarai motor (seperti biasanya). Lalu pada malam tersebut ada wacana untuk naik mobil. Tadinya mau naik Kitak (Kijang Kotak) milik orang tua Arsyad. Namun ternyata mobil tersebut saat ini sedang dalam proses balik nama STNK jadi dalam jangka waktu 1 bulan mobil tersebut nggak boleh dibawa keluar kota.  

Akhirnya salah satu teman saat itu saya lupa siapa pastinya, dia mengusulkan untuk rental mobil. Sebelum memutuskan untuk rental mobil mereka melakukan sedikit perbandingan antara KITAK dengan Rental mobil dari perbandingan pengeluaran (BUDGET). Dan entah bagaimana akhirnya, putusan terakhir adalah rental mobil, karena kalau pakai KITAK juga harus nunggu bulan Januari. Sebenarnya dari awal saya kurang tertarik untuk pergi ke Semarang, ada beberapa alasan yang membuat saya gak begitu semangat untuk pergi ke semarang, karena ada beberapa kerjaan, tanggungan kuliah, duit (karena awal bulan adalah akhir bulan bagi saya), dan karena naik MOBIL!!!!!! Yap saya paling gak bisa naik mobil jauh-jauh, apalagi mobilnya itu ada pengharumnya gitu. huh. Mungkin kalau perginya sama keluarga sih saya gak pernah keberatan kalau harus naik mobil, toh mereka sudah sangat mengerti kondisi saya yang akan terkena juru kamehameha di dalam mobil, pastinya mereka tidak akan merasa risih, jijik atau apalah ya itu. nah saya khawatir dengan teman-teman saya yang akan naik mobil bersama saya nantinya, saya gak janji bisa kontrol diri saya. Karena perjalanan Jogja-Semarang lebih kurang 3 jam dan itu sangat tidak mungkin bagi saya untuk menahan agar saya tidak muntah.

Huh, saya jadi teringat saat saya ke Jepara dengan teman saya, saat itu saya juga naik mobil dari jepara ke air terjun (saya lupa namanya) di daerah kudus kalau gak salah. Jarak tempuh perjalanan lebih kurang 1 jam saat itu dan perlu digaris bawahi, bahwa di mobil tersebut ada pengharumnya. Saya benar-benar pucat saat itu, saya hanya bisa diam dan menutup hidung saya dengan jilbab, saat itu saya pura-pura tidur dan sepanjang perjalanan hanya bisa diam. Sempat saat itu teman saya bertanya tentang keadaan saya, namun saat itu gengsi untuk bilang saya mabok naik mobil “WANGI”. saat itu seingat saya, memberikan jawaban kalau saat itu saya ngantuk. Dan ternyata saat teman saya tersebut datang ke Medan, dia baru tau kalau saya ternyata mabok naik mobil yang wangi.

Nah ini juga yang saya khawatirkan kalau sampai-sampai saya harus pergi ke Semarang bersama teman-teman naik mobil. Saya takut kalau mobilnya Wangi, lagi-lagi saya takut mabok dan harus terkena jurus kamehameha. Saya gak kebayang kalau teman-teman akan tau saya yang sebenarnya kalau sampai-sampai saya muntah-muntah di mobil nantinya.

Agh entahla, sampai saat ini saya tidak memberikan jawaban apapa terkait keberangkatan ke Semarang, saya gak enak kalau harus menolak, tapi saya juga ragu kalau-kalau ntar di mobil????? Agh udahlah nggak usah terlalu dibayangkan.

Sebenarnya saya juga aneh kenapa saya bisa mabok naik mobil, saya paham bahwa hidung saya ini cukup tajam untuk mencium sesuatu, tapi entahlah. Dari kecil kata mamak, saya emang sering mabok kalau perjalanan naik mobil, dulu setiap mau pergi kemana-mana harus minum antimo dulu, tapi tetap juga muntah tuh di tengah jalan. Jadi saya gak mau lagi minum antimo. Dulu mamak juga bilang kalau dibiasain naik mobil ntar kebiasaan muntahnya juga hilang, tapi sampek sekarang itu gak bisa dihilangkan. Bahkan saya terus belajar untuk naik agkot, tapi tetap saja setelah turun dari angkot saya mual dan yah begitulah. Padahal saya orang yang cukup sering perjalanan jauh. Tapi tetep aja begitu.



Sampai sekarang saya belum bisa menemukan formula untuk menghilangkan keburukan saya.  

0 komentar:

Posting Komentar

 
;