Minggu, 30 November 2014 0 komentar

LDR = proses PUTUS

LDR merupakan salah satu cara 'putus' dari pasangan anda. Gak percaya? Baiklah.
Long distance relationship atau pacaran jarak jauh ini termasuk faktor yang mempengaruhi perpisahan suatu hubungan. Yah iyalah, apa jadinya saat kita harus punya pacar yang selama ini sering sama-sama, jalan bareng, kemana-mana ada yang nemeni, pengisi malam minggu, ada yang datengi kerumah, temen pergi dan pulang sekolah, ada yang nganteri kemana aja, nunggii main futsal atau bahkan orang yang nemeni buat datang ke resepsi pernikahannya mantan. Semua hal itu gak akan bisa dilakukan, yang ada hanya bisa nerima sms yang isinya, "kalau kamu mau nongkrong sama temen-temen kamu hati-hati yah, jangan nakal." Atau bahkan ada yang sms "hari ini temen aku merid, aku mau pergi sama temen aku buat dateng ke acara resepsi pernikahannya, aku pergi ya." Nyeesss rasanyatuh ngebetei banget, saat dia harus pergi sama orang lain, dan kita gak ada buat dia, atau saat kita mau pergi kesuatu tempat dan dia juga gak bisa nemeni kita.  atau mungkin bete ngebaca PMnya di bbm atau status fb, path atau apalah yang dia lagi check in ke tempat mana gitu, dan kita gak diajak karena alasan kita lagi berjauhan. Yah intinya betenyatuh kemana-mana.

Ldr itu ruginya bukan hanya itu aja, masih banyak hal-hal merugi lainnya salah satunya adalah berkurangnya perasaan yang ada saat itu, pribahasa yang mengatakan bahwa dari mata turun ke hati, jadi hati ini akan memproses segalanya kalau mata kita sering bekerja. Nah saat dia jarang melihat sang objek otomatis perasaan itu seperti layaknya batre hp yang hampir lowbet, tetap hidup tapi perlahan akan mati juga.


Nah intinya ketemu itu penting bagi sebuah hubungan, walau hanya unuk ketawa bareng atau  malah harus bertengkar karena satu hal. Yang jelas sebesar apapun masalah yang terjadi ketika masih bisa ketemu, dengan banyak pertimbangan hubungan tu masih bisa dipertahankan. Coba aja kalau ldr terus harus berantem, harus ngejelasi lewat sms atau telfon, iya kalo si doi mau bls atau angkat telfon, nggak. Berabe urusan
Rabu, 26 November 2014 0 komentar

hallo senior


Selamat sore agen samar-samar, kemarin ada yang request nulis tentang mencintai senior di sekolah atau dikampus. oke, sore ini saya akan bahas tentang cinta lagi. (namanya juga masi dalam masa remaja, masih cinta-cinta monyet, asal jangan hilang cintanya aja, ntar jadi monyet)


Mengagumi seorang Pria/Wanita yang lebih tua mungkin sering dirasakan oleh banyak orang, apalagi para remaja yang sedang berada dalam dunia cinta bias aja. rasa kagum itu tumbuh dari hati karena ada mata yang melihat raup wajah, karena ada telinga yang mendengar merdunya suara, karena ada hidung yang mencium wanginya parfum yang menjadi identitasnya, atau mungkin karena seluruh tubuh ini nyaman berada disampingnya. 

Seorang junior yang baru masuk sekolah atau kuliah pastilah akan mencoba mulai melirik para senior atau mungkin sudah mulai untuk dapat memperhatikan secara dalam. begitu juga para senior yang mencoba untuk mengenal para juniornya.
Seorang senior dalam sebuah sekolah atau universitas pasti mencoba untuk membuat para juniornya merasa nyaman berada dalam satu gedung tempat dimana mereka menuntut ilmu, namun terkadang cara untuk membuat nyaman tersebut berubah menjadi rasa perhatian yang berlebihan, jadi tidak menutup kemungkinan para junior akan merasa nyaman dan merasa kegeeran atas segala perhatian yang ada.

Perlahan rasa nyaman yang dialami oleh junior akan berubah menjadi perasaan mengagumi, mungkin karena prestasi yang diraih sang senior, biasanya dalam sebuah sekolah, ini terjadi pada seorang ketua osis. biasanya ketua osis yang keren, ganteng, memiliki olahraga yang menjadi favorit di sekolah, ataupun jadi juara kelas ataupun juara umum di sekolah. pasti seorang ketua osis yang hampir sempurna itu akan memiliki banyak 
0 komentar

Edisi patah hati


Oh betapaku saat ini , ku benci untuk mencinta, mencintaimu.

Aku tak tau apa yang terjadi, antara aku dan kau, yang kutau pasti benci tuk mencintai.

Itu adalah sepenggal lagu dari naif yang bener-bener mengutarakan isi hati ini. Ciyeciye yang lagi galau. Hehehe.
Sebenarnya cinta itu apasih? Menurut buku yang pernah saya baca, kita hanya boleh mencintai rasul, terus gimana dengan orang tua.
Terus gimana dengan orang-orang yang bilang sama pacarnya kalau mereka itu sangat mencintai. Preeetttt apasih, tau ah gak ngerti. Kadang ngerasa bodo amat deh.

Hmmmmmm, kala itu tepat tengah malam seorang teman datang menghampiri saya seperti biasa, dalam keadaan penuh dengan linangan air mata dipipinya ia datang dengan mengetuk pintu dan begitu saya buka pintu, tubuh mungilnya langsung mendekap erat tubuh saya yang sudah mulai lelah dan ingin segera berbaring di kasur.

Dengan terisak-isak dia berkata "aku baru putus sama pacar ku." Sekedar informasi kalau temen saya ini ceritanya LDR (long distance relationship) mereka pacaran uda 7 tahun, jadi mereka itu pacarannya dari kelas 1 smp kalo gak salah. Terus mereka harus ldr karena temen saya itu keterima di institut negeri di daerah yogyakarta, dan pacarnya itu menetap di malang, kota asli mereka. Tahun pertama mereka masih berjalan dengan baik. Mereka yakin LDR itu dapat dijalani kok, walau pasti bakal banyak rintangan. Tapi dengan optimis mereka merasa akan sanggup menghadapinya.

Singkat cerita kisah itu harus terpaksa diakhiri. Sebenarnya hubungan mereka sudah gak harmonis semenjak ldr itu dimulai, tapi karena komitmen, mereka mencoba saling menguatkan dan merasa sayang aja hubungan yang uda lama dijalani harus berpisah gitu aja, padahal dalam kurun waktu lebih kurang 7 tahun mereka harus menahan diri agar saling menjaga, berbagi, dan mumgkin belajar hidup bersama.sudah pasti dalam kurun waktu mereka bersama suka dan duka pasti mereka jalani bareng. Tapi menurut saya kalau itu alasannya sebenarnya mereka bertahan bukan karena rasa saya yang mereka rasakan, melainkan sayangnya waktu yang mereka jalani selama ini harus berakhir begitu saja.

Sayasih merasa yah wajarlah kalau saat sedang patah hati akibat putus cinta teman saya ini merasa sedih dan terpukul banget sampe nangisnya itu tmenggunakan tarikan nafas yang sangat dalam.

Patah hati itu menurut saya sangat wajah akan dialami oleh para manusia yang memiliki perasaan. Apalagi para remaja yang berani masuk kedalam dunia silang antara lawan jenis. Walaupun sqya begini, saya juga manusia biasa yang pernah merasakan patah hati. Menurut saya patah hati identik dengan dunia yang menjadikan lawan jenis sebagai objeknya.

Patah hati bisa berupa sedih karena diselingkuhi, diputusi, tidak direstui, ditikung teman sendiri, atau bahkan ditinggali begitu aja, dan mungkin masih banyak lagi edisi-edisi patah hati yang terjadi dimuka bumi ini. patah hati juga berhubungan dengan perasaan galau yang virusnya sudah mewabah diseluruh dunia.

Seseorang yang merasakan patah hati biasanya akan sering merasa sedih dan biasanya menangis. Baik menangis dengan intensitas rendah ataupun intensitas tinggi seperti yang dilakukannoleh teman saya. Menangis adalah cara seseorang agar merasa sedikit lega karena kesedihan yang dirasakannya. Tapi ingat, sedih hanya sebatas sedih, menangis hanya sekedar tangis, jangan sampai air tangisan itu seperti air laut yang sulit dikuras apalagi harus dikeringkan dengan tissu.

mengangislah engkau saat tangis itu ada, sedihlah engkau saat edih itu ada, tapi biarlah semua hanya sesaat, karena hidupmu akan lebih panjang dari tetesan air matamu.

Nangis aja sepuas-puasnya bukan selama-lamanya, nangis aja, jangan malu-malu. Seharusnya kamu malu ketika kamu gak bisa menerima takdir patah hatimu. Intinya patah hati dan menangis itu satu paket dan manusiawi kok. Semua orang pernah ngalaminya, jadi jangan malu.tapi ingat itu semua hanya sesaat belaka, kamu masih punya hidupnyang harus kamu jalani, bukan hanya sekedar menangisi apa yang tidak kamu kehendaki.


Senin, 17 November 2014 0 komentar

apa harus menjaga hati orang lain terus?

Pagi agen samar-samar, long time no see yaa, biasa sih kalau uda di pertengahan semester begini banyak banget tugasnya.
Uda lama kita gak berbagi cerita, saat ini terlalu banyak cerita yang harus saya ceritakan ke agen samar-samar semua sampai saya bingung harus mulai dari mana. Mungkin di cerita kali ini saya akan jelibet menceritakannya, jadi maaf-maaf sebelumnya yess.

Kadang berfikir apa yang harus kita lakukan di kehidupan sehari-hari agar kita bisa bahagia? Bahagia kali ini dalam konteks kita menikmati hidup dengan semau kita dan berharap orang disekeliling kita bisa bahagian dengan hal itu. Masih bingung ya? Iya perlahan kita bakal bahas ini bersama. Sebenarnya saat menulis ini, saya juga masih dalam keadaan bingung. Sebelum kita mulai dan bicara lebih dalam, jangan lupa mandi dulu sana, prepare buat sekolah, kuliah, kerja atau sekedar nonton tv di rumah.

Saat ini saya sedang memaknai hidup yang sebenarnya, pada pembahasan saya sebelum-sebelumnya saya sudah pernah bilang bahwa saya adalah remaja yang sedang memasuki fase dewasa. Apalagi umur saya yang sebentar lagi menginjak 19 tahun. Saya gak tau, apakah orang lain yang sudah dewasa kini, juga pernah mengalami hal yang sama seperti saya saat ini? Atau hanya saya saja yang terlalu berlebihan menjalani dan menikmati hidup? Sebenarnya tidak pernah ada wacana seperti ini, atau bahkan ada alinea sendiri yang sengaja saya buat unuk menuliskan cerita hidup saya begini. Maksudnya, dari awal, saya adalah orang yang cukup cuek untuk memikirkan hidup saya harus seperti apa arahnya. Tapi kini gatau, saat ini yang saya jalani adalah saya menjalani dan menikmati hidup, sama seperti hari-hari sebelumnya. Serta ada tambahan kalimat lagi, yaitu sekarang saya juga harus intropeksi diri, atau lebih tepatnya setelah sudah saya jalani dan saya rasakan, saya harus memikirkan yang sudah terjadi dan apa yang harus saya lakukan setelahnya. Kedengaran repot gak sih? Tapi begitulah cara saya menjalani hidup saat ini.

Ini saya dasari dalam lingkup hubungan saya dengan orang-orang disekeliling saya. Saya akan membicarakn beberapa orang yang sangat dekat dengan saya saat ini, tapi itu nanti.

Saat ini saya berfikir bahwa ketika kita bertindak kita harus memikirkan perasaan orang lain. Nah itu yang saya alami. Contohnya ketika ada seseorang yang ingin minta tolong kepada saya, 99% saya akan menolong dan menerima tawaran tersebut. Ini saya lakukan karena:
1. Saya rasa mampu mengerjakannya
2. Saya ingin belajar banyak hal
3. Saya tidak ingin mengecewakan orang lain
4. Saya tipe orang yang sulit berkata tidak ketika orang lain menginginkan saya melakukan sesuatu (dengan kata lain, positif bagi saya)
5. Dan masih banyak alasan yang lain, dan sulit untuk saya jelaskan.

Apa yang akan kamu lakukan ketika ada orang lain yang menyuruh kamu untuk melakukan sesuatu?
Seorang teman saya menjawab (sebut saja namanya ucok), "kalau aku sih, ketika aku sanggup akan aku iyakan, sanggup dalam arti luas, waktu aku, fisikku, sebagainya." Terus saya kembali bertanya, lantas kapan kamu menjawab tidak pada saat orang lain minta tolong dengan kamu? "Simple aja sih, kalau aku bakal menilai batas kemampuan ku. Sampai mana kemapuan ku, ketika kemampuan berkata, yah aku mampu, aku akan melakukannya, tapi kalau aku gak mampu, aku gak akan mengambil resiko yang besar, karena itu akan membuat kedua belah pihak jadi sama-sama gak enak. Saat aku nggak bisa melakukan hal yang diharapkan sesorang, saya akan menjelaskan saya tidak bisa, dan saya akan menjelaskan beberapa pertimbangan, dan alasan kenapa saya tidak bisa. Dan sebaliknya ketika saya memutuskan untuk mengiyakannya, saya juga harus menjelaskan kemampuan dan batas kemampuan saya kepada orang tersebut. Sulit emang, tapi bagi saya itulah yang harus saya lakukan, lebih baik sama-sama tau di awal, biar sama-sama enak ntarnya." Jelasnya panjang pada saya.

Tapi entahlah, kalau mendengar tanggapannya seoerti itu saya berfikir bahwa kalau saja semua remaja berfikir seperti itu apakah dunia akan aman? Karena saratnya yang saya ketahui saat ini adalah remaja hanya bertidank gegabah dan terlihat seperti mengiyakan segalanya tanpa ada pemikiran yang panjang saya sendiri juga seperti itu. Namun kadang yang menjadi pertimbangan saya adalah saya juga takut ketika harus bilang tidak dan membuat orang itu kecewa padahal nyatanya lebih baik kecewa didepan dari pada harus ada masalah dibelakang ketika kita harus memaksakan apa yang seharusnya tidak dipaksa.

Sulit??? Iya jelas sulit, sulit ketika kita menjadi orang apa adanya dan terkesan blakblakan diawal. Gengsi??? Iya mungkin salah satu faktornya.
0 komentar

akhirnya bisa masak lagi

Gatau rasanya gimana, pokoknya fix seneng banget, saat uda bisa masak lagi, bayangin aja, setelah lama merantau, belum pernah merasakan masak d dapur sendiri lagi. Selama ini hanya numpang masak di kos temen atau sekedar bantu-bantu masak d tempat makan cepat saji.

Akhirnya setelah beberapa lama gak jadi-jadi beli gas karena satu halangan. Dan finaly sekarang gas uda kebeli, kompor dan beberapa peralatan dapur juga sudah menghiasi dapur sederhana koskosan.

Masak itu sebenarnya bukan hobi saya, tapi rasa rasa masak itu adalah kebutuhan atau kewajiban yang harus saya lakukan. Kalau dirumah itu, semua anak mama diharuskan supaya bisa masak. Yah gak hanya masak ajasih, semua anak-anak mama harus bisa mengatur pekerjaan rumah tangga.

Ngomong-ngomong soal mama, kadang saya sempat berfikir, kenapa saya tidak bisa seperti anak-anak remaja lainnya, yang bisa terlepas dari pekerjaan rumah tangga, karna mungkin dirumah mereka sudah ada pembantu atau lainnya.

Mama itu termasuk dalam kategori orang tua yang tukang ngomel, dalam artian ketika anak-anaknya salah dan melanggar apa yang sudah menjadi peraturan dirumah. Mama akan marah sama anaknya apabila :
1.Bangun siang
2.Gak solat
3.Tidak mengerjakan pekerjaan rumah dengan Baik
4.Melanggar peraturan rumah

Mama itu selalu menanamkan pembelajarn kepada kami anak-anaknya agar dapat mengurus dan melakukan semua pekerjaan rumah, dari segi kebersihan, kerapian, serta keindahan, karena sudah jelas pepetah mengatakan kalau rumah itu istana. Selain itu mama juga berharap kalau kelak kami akan menjadi anak-anak mandiri, gak seperti anak-anak manja yang semuanya dilakukan oleh pembantu rumah tangga atau sejenisnya.

Jadi kalau diumah itu kita sudah diberi mandat oleh mama mengenai pekerjaan rumah, tiap orang akan berbeda tanggung jawab, semakin bertambah umur semakin berat tanggung jawab yang didapat. Contohnya, dulu waktu saya smp saya bertugas mencuci piring tiap jam 4 sore, nah ketika saya sma tugas itu diwariskan kepada adik perempuan saya, dan saya mendapat tugas baru yaitu menyapun dan mengepel rumah setiap jam 4 sore. Setiap hari semua anak-anak mama setiap jam 4 sore harus sudah berada di daerah kekuasaannya masing-masing dan mulai untuk melakukan apa yang sudah wajib dilakukan. Kenapa harus jam 4 sore?
Jadi siklus yang terjadi dirumah setiap harinya adalah, pagi hari kita semua bangun, solat dab bersiap-siap untuk pergi kesekolah, terus pulang sekolag kita dikasi kebebasan mau ngapai aja, tapi lebih dianjurkan agar dapat tidur siang, tapi kadang kita pada gak tidur siang, melainkan nonton tv atau sekedar internetan atau kungkin main hp sepanjang siang hari, setelah itu saat adzan ashar berkumandang kita bergegas solat, nah setelah selesai solat kita harus segera menyelesaikan pekerjaan rumah, setelah itu mandi sore dan kita bisa bersantai kembali.

Walaupun kita punya kewajiban seperti itu, bukan berarti mama akan menyusahkan kita, atau dengan sesuka hati menyuruh kita dan dia hanya duduk manis sambil menggoyang-goyang kaki. Itu salah besar, buktinya setiap pagi mama suda mempersiapkan sarapan, mencuci baju, sampai membersihkan rumah, karena mama gak mau anak-anaknya telat berangkat kesekolah. Tapi kalau membereskan kamar sendiri dipagi hari itu sudah kewajiban, dan dosa kalau dilanggar. Begitu juga diaata sore hari kami semua bertugas, mama gak akan menjadi mandor dari pekerjaan kami, walaupun semua pekerjaanrumah saat itu sudah ditanggung jawabi kepada kami, pasti aja ada tambahan pekerjaan yang dilakukan sama si mama, dia itu gak bisa diam, duduk manis sambil goyang-goyang kaki.
 
;