Selasa, 31 Maret 2015 0 komentar

Espektasi - Realita

Kadang saya gak tau apa yang membuat saya kurang bersyukur, padahal tuhan begitu murahnya memberikan apa yang saya butuhkan, kebahagian, pendidikan, barang-barang mewah, yang saya yakin masih banyak orang yang tidak sebegitu beruntung seperti saya. Kadang saya merasa sedih ketika sendiri melanda karena jauh dari keluarga yang berada di pulau sebrang sana, saya sedih, menangis terisak-isak sampai mata ini berubah seperti disengat lebah. Namun setelahnya saya harus sadar bahwa apa yang saya tangisi? apakah dengan terus-terus menangis akan merubah keadaan dan membuat saya tiba-tiba akan ketemu sama keluarga saya yang bakal membuat tangis menjadi canda dan tawa??? apakah itu akan terjadi? TIDAK!!! tangis hanya luapan rasa yang berlebihan dan tidak bisa disampaikan kepada orang lain sehingga tidak sanggup untuk merasakannya sendiri akhirnya hanya air mata yang harus jatuh dipipi. Saya sadar keputusan untuk merantau jauh dar keluarga adalah pilihan saya yang sudah saya fikirkan sematang-matangnya.


Tapi espektasi gak selamanya sesuai dengan realita, jadi sebelumnya waktu saya masih sekolah saya emang uda ngincer beberapa universitas ataupun institut yang salah satunya sekarang menjadi kampus tempat saya menghabiskan sebagian waktu saya untuk serius belajar. Oke jadi dulu ada beberapa Jurusan yang saya incar yaitu, Psikologi, Arsitek, DKV, dan Televisi. Tuhan terus memberikan jalannya kepada saya untuk mencapai salah satu jurusan yang saya mau tersebut. emang gak mudah sih, pasti sudah banyak lika-liku yang dijalani, salah satunya tidak lulus di SNMPTN, gak masuk verifikasi untuk wawancara dan lain sebagainya. Tapi saat itu saya terus berusaha dan berdoa pastinya agar selalu diberikan yang terbaik dan menjadi mula untuk mencapai kesuksesan, dan akhirnya dengan perjalanan yang cukup panjang, saya diterima di institut negeri yang diimpikan. Betapa bersyukurnya saya saat itu, tuhan menjawab apa yang saya harapkan. 

"Ya allah ini pinta saya, saya sangat berharap untuk dapat lulus di ISI Yogya 2013. Saya nggak tau mana jalan terbaikMu untuk saya, tapi yang jelas saya ingin membanggakan orang tua saya sekarang dan selamanya. Saya juga ndak tau apa dibalik kegagalan saya kemarin, saya gagal mengikuti ujian jalur khusus ISI, saya gagal mengikuti SNMPTN ITB, namun saya berusaha untuk selalu optimis dan bersyukur. Namun kadang saya berfikir kenapa orang lain bisa lebih beruntung dari saya. Saya juga ingin bahagia dengan apa yang saya inginkan, tuhan. Saya serahkan semua padaMu, sekarang saya berharap saya lulus S1 Televisi Reguler ISI 2013-Amin"

Kutipan diatas adalah isi dari memo saya yang saya tulis di HP pada tanggal 29 Mei 2013.  Dari memo tersebut saya sadar betapa memohonnya saya kepada tuhan agar mendapatkan yang terbaik untuk saya, dan kala itu mungkin dalam fikiran saya, yang terbaik adalah saya bahagia dengan pilihan saya yang sudah diimpi-impikan sebelumya dan betapa berharapnya saya agar dapat kuliah di luar kota, yaitu Yogyakarta.

Saat itu dengan perasaan yang sangat menggebu-gebu saya selalu mencari tau tentang info penerimaan mahasiswa baru dari searching di internet sampai tanya-tanya senior yang sudah kuliah di ISI, dan mungkin saat itu senior saya juga bosan kali ya dengan seribu pertanyaan dari saya yang terus diutarakan kepadanya. hahaha karena saya yakin saat itu niat saya untuk kuliah di Jogja sangat besar dan sudah menjadi keyakinan yang bulatlatlat.

Apalagi gak begitu sulit buat saya untuk meyakini orang tua saya agar saya dapat merantau jauh dari rumah walaupun kalau ayah bilang saya termasuk anak yang manja. Namun orang tua saya yang berpendirian bahwa akan selalu mensupport anak-anaknya untuk melakukan hal-hal yang positif apalagi hal tersebut dilakukan untuk menunjang kesuksesan dan cita-cita sang anak. saat itu kedua orang tua saya haya berpesan, "Fanni belajar yang tekun dan selalu berdoa agar mama sama ayah selalu diberi kesehatan dan rezeki biar fanni bisa kuliah di sana." Yup, saya emang bukan anak dari orang tua yang memiliki harta kekayaan yang melimpah, namun bagi orang tua saya pendidikan adalah salah satu hal yang terpenting yang harus diberikan kepada anak, jadi orang tua saya terus berusaha agar saya bisa kuliah ditempat yang saya inginkan. Karena dari pengalaman sekitar saya, banyak teman-teman saya yang ingin dapat kuliah di luar kota, sama halnya seperti saya, namun mereka tidak mendapat izin dari orang tua mereka, bukan karena alasan orang tua mereka tidak mampu, namun mereka tidak mendapat izin untuk dapat merantau jauh dari rumah oleh orang tua mereka. Ayah saya juga pernah berkata, "Ayah ngasi kepercayaan buat fanni biar bisa sekolah dengan sebaik-baiknya sampai harus merantau, ayah selalu support hal positiv yang dilakukan anak-anak Ayah, Ayah selalu percaya dengan apa yang kalian lakukan, tapi ingat jagalah kepercayaan Ayah dan Mama, sekali saja kalian membuat Ayah dan Mama kecewa, akan sulit untuk mengembalikan kepercayaan tersebut." Karena Ayah juga pernah cerita bahwa beberapa anak dari teman Ayah nggak bisa membuat orang tuanya bangga, bahkan mereka yang memiliki uang berlebih sampai harus menyekolahkan anaknya di tempat yang ternama tidak dapat dibalas dengan kebaikan sama sang anak. Ini adalah salah satu contoh kebalikan dari cerita diatas, ada orang tua yang memperbolehkan anaknya untuk kuliah kemanapun ia inginkan dan sudah pasti ada biaya yang disediakan, tapi ternyata sang anak tidak mengindahkan hal tersebut. Apa yang terjadi, bagi saya semua emang harus seimbang, kemauan sang anak dan kemampuan orang tua, begitu juga sebaliknya.

Nah cukup adil bukan?? bagi saya, tuhan telah mengabulkan permintaan saya saat itu, dari situ pula saya terus berusaha untuk memberikan yang terbaik dan berusaha untuk membuat orang tua saya tidak kecewa apalagi sampai meneteskan air mata karena kesalahan saya. Saya terus berusaha melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan, saya belajar, terus berlatih, membaca banyak hal dan yang pasti untuk terus berusaha bersyukur. Karena bagi saya saat itu, hanya dengan mensyukuri nikmat yang ada supaya bisa menghasilkan kebahagiaan yang sempurna. Saya mensyukuri nikmat itu saya bisa kuliah dengan naik sepeda walaupun beberapa kali selalu terjadi masalah dengan sepeda saya dari bannya bocor, sampai jari-jarinya longgar karena saat pertama kali saya masuk kuliah masih banyak tuh anak-anak yang pergi kuliah dengan jalan kaki. Karena saat itu ibu saya hanya sanggup untuk membelikan saya sepeda supaya ke kampusnya bisa lebih cepat dan kalau mau makan dan lainnya gak perlu jalan sendirian.

Saya sangat menikmati hari-hari saya, walaupun saat itu saya belum terlalu banyak memiliki teman dan tau beberapa senior. Saat saya merasa sepi saya mencoba untuk menghibur diri dengan nonton tv, nonton film, nulis naskah, nulis blog, ikut shooting, datang ke kegiatan kampus, sampai jalan-jalan keliling bantul naik sepeda sendirian (sepeda saya bukan sepeda gunung ataupun sepeda lipat yang kini dipakai sama anak-anak remaja, sepeda saya biasanya disebut sepeda mini).

Lambat laun sebagai makhluk yang tidak pernah puas, saya pun mengeluh dengan keadaan, aktifitas yang banyak dan padat dari beberapa organisasi yang saya ikuti dikampus, ngerjai tugas, shooting sampingan, sampai freelance membuat saya terus dikejar oleh waktu. Saya merasa sudah sedikit capek bila terus-terusan pergi ketempat yang jauh dengan mengayuh sepeda. Sampai pada saat itu saya ikut projectan shooting dan saya adalah satu-satunya mahasiswa 2013 yang ikut dalam shooting tersebut, oke mau gak mau saya harus mandiri karena saya termasuk tipe orang yang sungkan untuk minta tolong sama orang lain, takut menyusahkan soalnya. Jadi saat itu kita harus shooting dijalan Bantul (lumayan jauh sih dari kos saya dulu), karena saat itu konteksnya adalah pekerjaan, otomatis saya dituntut untuk profesional dong ya, saya pikir saya harus mandiri untuk datang ke lokasi shooting sendiri dan gak minta jemput, saya rasa terlalu manja sekali saya sehingga harus minta jemput, lagian saya masih punya sepeda dan bisa pergi sendirian. Saat itu seperti biasa shooting kan gak ingat waktu kan ya, sampai pulang malam, dan saya naik sepeda sendiri dari basecamp tempat evaluasi, dan jalannya itu sepi banget, kanan kiri nya sawah dan saya yang penakut ini harus memberanikan diri untuk naik sepeda pulang ke kosan dengan suges takut tiba-tiba ada seseorang yang duduk di boncengan belakang sepeda saya. Dari situ saya merasa sepertinya butuh motor deh, tapi gakgak, gak boleh ngeluh harus tetap dijalanni, gak boleh manja.

Tapi gatau kenapa semakin kesini dan semakin kesini kadang rasa kangen itu gak bisa dibendung lagi, apalagi saat merasa sendiri dan hanya ingin sendiri yang ada bukannya ingin mencari kesenangan hati tapi kini lebih milih untuk intropeksi diri apakah diri ini sudah cukup berarti untuk keluarga disana yang menanti??? Merekalah penyemangat dan yang selalu membuah saya kuat, mereka yang selalu berbuat saat sakit merindu itu kumat, mereka memberikan celoteh canda tawa, apalagi ayah yang selalu memberikan wejangan penggairah untuk jauh dari rumah dan mencapai cita-cita. Mereka adalah orang-orang yang dengan tulus tanpa pamri menyayangi dan selalu ada dalam hati. tapi apakah mereka sesempurna ini? tidak, mereka sama seperti manusia lain, yang membedakan hanya posisi mereka bagi saya yang sangat membutuhkan mereka.

Sampai sekarang saya sudah menjalani sampai semester 4 atau tahun kedua, saya rasa merantau itu bukan hal yang sulit dan pahit tapi bagaimana cara untuk terus fokus dan bertahan dari putaran roda yang yakinlah bakal terus berputar. Suka duka sudah pasti saya dan semua orang rasakan, masih banyak cerita yang pastinya selalu menjadi pelajaran bagi saya, namun kini selalu berusaha mensyukuri nikmat tuhan inilah yang menjadi pelajaran yang sangat besar untuk saya jalani.

Semua harus tetap dijalani, siapa suruh memilih keadaan ini??? semua sudah menjadi takdiri diri, bahagia itu hanya menyukuri nikmat illahi, dan berjanji sukses ini hanya untuk mereka yang ada untuk hidup ini. 
Sabtu, 28 Maret 2015 2 komentar

Swaragama Broadcaster Competition

Oke, pagi itu di grup Whatsapp kelas rame banget yang pada ngajakin buat dateng ke Swaragama Broadcaster Competition, tadinya emang uda niat banget buat dateng ke acara itu, karena sebelumnya teman-teman sama senior-senior uda gembor-gembor soal acara ini. saya pun merasa sudah mulai jarang datang ke acara kampus karena kegiatan lainnya di luar kampus. tapi gak kala pagi itu niat saya bulat untuk aktif lagi ke acara kampus, kalau bukan kita, mahasiswanya siapa lagi yang menyemarakkan acara-acara kampus begini. hehehehe. :) semangat sangat menggebu-gebu, tapi kasur dan fasilitas wifi di kamar membuat badan ini terasa ingin terus bersantai, alhasil acaranya dimulai jam 9 pagi dan LOL saya baru mandi jam 9. oke ini jangan ditiru ya agen samar-samar. hehehe harus belajar buat tepat waktu dan gak ngaret. hihihi

Pagi itu saya janjian sama mbak Susy (teman satu kelas saya) untuk datang keacara tersebut, dan saya menjemput mbak Susy di kosnya yang gak jauh dari kontrakan saya. Berkendara dengan santai kita menuju kampus yang juga gak begitu jauh dari tempat tinggal kita. Seperti biasa kita parkir motor di sisi selatan gedung dekanat fakultas seni media rekam dan naik ke lantai 3, yup menuju ruang Auvi, tempat kita bisa join ke acara yang sudah di penuhi mahasiswa yang ikut berpartisipasi di Swaragama Broadcaster Competition ataupun yang cuma ikut free classnya doang, seperti saya ini.

Sebelum masuk ke ruangan, seperti biasa kita harus mengisi daftar hadir, didaftar hadir itu kita harus mengisi nama lengkap, username twitter, no Hp dan masi ada lagi saya lupa. Ini menarik perhatian saya kala itu, di daftar hadir kita mengisi username twitter kita, Saat ini menurut saya sosial media emang lagi merajai dunia, tapi menurut saya ini juga bisa menjadi hal yang positif karena dengan ini kita bisa dengan cepat mengakses sesuatu, Sosial media bagi saya juga bisa meningkatkan eksistensi seseorang, apalagi sosial media dalam hal ini twitter merupakan media penyebaran informasi yang singkat, padat, dan real time. Tapi harus dipergunakan dengan sebaik-baiknya ya agen samar-samar.

Oke, back to topic nah, karena saya baru mandi di jam 9 yaitu jam dimana acara itu dimulai otomatis saya telat menghadiri acara tersebut, tapi seenggaknya saya masi tetap bisa mendengarkan beberapa materi dari pemateri yaitu Bang Vian, dia itu penyiar  . Nama lengkapnya kalo gak salah Vian aditya nama twitternya  . nah bang Vian saat itu membahas tentang "Berduit modal ngomong ala penyiar radio." oke dong ya judul materi hari itu, yup jelas dong soalnya bang Vian ini penyiar di Swaragama. Dan saya yakin buat semua akademis jogja (sebutan untuk pendengar swaragama) sudah pasti gak asing dengan suaranya.

Karena saat itu saya telat saya cuma kebagian materi tentang menjadi peyiar itu memperluas network. yup penjelasan dari bang vian sendiri dia mencontohkan dari dirinya sendiri, jadi saat itu dia dapat kesempatan buat wawancara dengan salah satu staff dari airasia dan dari situ secara gak langsung bang vian memperluas jaringannya sampai dengan salah satu maskapai penerbangan, nah dari luasnya jaringan sudah otomatis bakal nambah wawasan, salah satu contohnya bang Vian jadi tau tentang promo-promo yang dilakukan pihak Airesia dan masih banyak lagi pastinya.

Nah diakhir kelas, ada sesi tanya jawab. jadi ada salah satu peserta yang bertanya kak gimana sih caranya menghilangkan rasa gugup??? hal apapun itu jika kita harus berhubungan dengan orang banyak rasa gugup, nervous, degdegan, deman panggung dsb mendadak menyerang kita. loh penyiar radio kan gak langsung bertemu dengan audience dia haya ngomong-ngomong aja di studio lalu didengar oleh public??? eeittss gak segampang itu, penyiar radio juga manusia, dia juga pasti punya rasa gugup, bukan hanya sekedar ngomong, tapi bagaimana dia membuat omongannya itu gak monoton dan disenangi sama penggemarnya, walaupun kita gak bisa melihat mimik wajah sang penyiarnya. kalau bang Vian bilang "gugup itu pasti", gugup bukan berati gak bisa apa-apa guys." oke banget yah kalimatnya. hehehe bang Vian juga menjelaskan Grogi yang baik itu takut gak bisa ngasi informasi terbaik kepada audience. oke berarti grogi itu ada karena rasa "takut" yang berlebihan. Pada sesi yang sama bang Vian juga menceritakan tetang pengalaman berhadapan dengan om bob sadino, jadi kala itu saat mau performance om bob mondar-mandir terus bang Vian nanya, om kenapa om mondari-mandir om? terus om bob jawab, ini supaya saya menghilangkan rasa grogi saya. oke, public figure sekelas om bob sadino aja masih bisa grogi apalagi buat kita para pemula. nah jadi bang Vian rekomendasiin kita buat bikin ritual sendiri sebelum kamu melakukan sesuatu yang bakal buat kamu grogi, nah sesuatu itu kamu suges bisa menghilangkan rasa grogi kalian, contohnya main game, minum air putih, lari-lari, atau ke kamar mandi. Nah jangan yang terpenting bagi saya juga jangan lupa membaca doa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu agar dapat diberi kelancaran dari sang pencipta. Nah yang jelas jangan sampi audience tau kalau saat itu kita lagi grogi, karena sebisa mungkin kita menutupi groginya kita itu.

Ngomong-ngomong tentang penyiar radio, jadi dari dulu pingin banget bisa ngelanjutin jadi penyiar radio, jadi dulu ceritanya pernah iseng-iseng gitu pura-pura jadi penyiar radio disalah satu radio swasta di medan, yah dan pernah juga jadi salah satu narasumber di radio negeri di Medan juga mewakili salah satu peserta yang mengikuti lomba film di Medan. Jadi pingin banget bisa mengudara dan bisa dikenal sama public hanya dari mendengar suaranya, maklum deh saya termasuk orang yang gak terlalu cantik jadi cukup membanggakan suara ajadeh. Tapi gatau kenapa yah agen samar-samar sayaitu agak plinplan dan banyak maunya, tapi yah gitu anget-anget *** ayam, yah mau tapi gak ditekuni dengan dalam, yah alhasil sampai sekarang gak bisa jadi penyiar radio handal. padahal sebenarnya yah agen sama-samar kalau kalian pada niat sama satu bidang tekuni dan ikuti terus sampai akhirnya kalian bisa mendapatkan apa yang kalian harapkan.
Minggu, 22 Maret 2015 0 komentar

Mengubah status berhubungan di facebook

Pagi ini kuliah kapita selekta membahas tentang status berhubungan yang ada di facebook. jadi ceritanya dosen pengajarnya ini baru saya kenal dan sebelum pernah tau tentang si bapaknya, karena bapaknya itu katanya dosen dari jurusan tetangga. tapi kita bukan mau membahas tentang dosen saya itu tapi saya akan membahas tentang mata kuliah yang dibawakan.

Nama mata kuliah tersebut adalah Kapita Selekta, jadi ini adalah mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa yang mengikuti sistem semester atas, katanya sih biar cepat tamat kuliah, tapi gatau deh bakalan cepat atau nggak. cukup banyak mahasiswa yang mengambil mata kuliah tersebut. jadi prosedurnya saat itu kenapa saya memilih kapita selekta sebagai mata kuliah yang diambil, itu karena gak ada mata kuliah lainnya yang dapat diambil. soalnya waktunya kebentrok sama mata kuliah yang lain. jadi saya pilih mata kuliah tersebut awalnya sama sekali nggak ngerti arti dari nama tersebut dan akan mempelajari apasih mata kuliah ini. saya hanya mengambilnya saja biar semester ini saya bisa mengambil jumlah sks penuh dengan embel-embel biar cepat tamat kuliah. hahaha. oke disalah satu website menjelasan Kapita selekta adalah mata kuliah untuk mempersiapkan mahasiswa tingkat akhir teknik fisika dalam penyusunan skripsi. dan menurut kamus besar bahasa indonesia kapita selekkta itu berarti bunga rampai karya ilmiah yang dianggap penting. jadi sebenarnya dipertemuan pertama sang dosen sudah memperkenalkan tentang kapita selekta itu sendiri, namun karena keadaan yang saat itu saya harus berada dirumah sakit untuk merawat teman kontrakan saya, jadi saya bolos kuliah. sudah mencoba untuk bertanya kepada beberapa teman tentang pengertian dari kapita selekta, namun mereka sendiri juga tidak begitu paham dengan mata kuliah ini. namun ada beberapa yang mengatakan kapita selekta itu membicarakan seuatu hal yang besar dan luar dalam arti tidak sebenarnya.

Nah balik lagi ke pembahasan kuliah hari ini. minggu sebelumnya tepatnya minggu kedua pertemuan kami mendapat tugas kedua yaitu menuliskan tentang status berhubungan di facebook baik itu pengalaman mengubah status tersebut dan lain sebagainya yang berkaitan dengan hal tersebut. saya cukup suka dengan beberapa tugas dari sang dosen yang seolah - olah mengidentifikasi kehidupan yang sekarang banyak trend yang berkembang, sosial media adalah salah satunya. nah sebelum tugas tentang status berhubungan di facebook, pak dosen memberikan tugas untuk menuliskan tulisan layaknya dairy tentang apa yang dilakukan dalam kurun waktu seminggu terakhir terhadap sosial media. jadi karena minggu pertama saya gak masuk, saya dikasi tau teman saya bahwa ada tugas tersebut yang harus di kumpulkan minggu depan.

Oke, jadi di minggu kedua saya masuk dan harus mengumpulkan tentang diary selama satu minggu terakhir tentang sosial media. nah pada tulisan yang saya tulis dengan tangan itu saya hanya menceritakan kegiatan saya yang saat itu sibuk mengurus teman saya yang dirawat dirumah sakit dan dampak dari penggunaan sosial media, salah satunya saya dengan mudah memberitahu keluarga, sanak saudara bahkan teman dari teman saya yang sedang sakit ini. gak ada yang spesial dari tulisan saya, dan saya mendapat catatan pada tulisan saya tersebut yang berisikan, "bagus, buka diri, tetapi rinci." yup saya makin suka sama mata kuliah ini, saya senang sekali dengan kritik dari sang dosen.

Di sisi  lain pertemuan kedua kuliah atau kedatangan saya pertama kalinya dikelas, awalnya saya kek yang ngerasa cukup canggung, maklum soalnya ini termasuk dosen yang baru mengajar kelas kami. awal mula saya cukup segan dengan sang dosen karena beliau emang benar-benar disiplin, jadi dipertemuan sebelumnya teman saya bilang kalo sang dosen paling gak toleran sama mahasiswa yang telat, jadi uda ada perjanjian dipertemuan pertama bahwa paling telat masuk ke kelas adalah pukul 09.30 WIB. dan terbukti teman-teman yang gak mengikuti peraturan tersebut benar-benar gak boleh masuk. oke yang bikin saya makin ngerasa nih dosen cukup keren, beliau membahas beberapa tulisan dari kami, membacakannya di depan kelas tanpa menyebutkan merk atau idetitas penulis dan perlahan membahas kata-kata yang menurutnya interest dan mengajak kami berdiskusi santai dengan memberikan pernyataan kemudian mengajak kami untuk kembali memberikan pernyataan ataupun pertanyaan mengenai hal tersebut. Saya semakin tertarik terbukti beberapa kali saya membalas pernyataan si bapak.

Nah, jadi pelajaran dimulai dengan pembahasan salah satu kertas tugas dari teman saya yang disamarkan namanya. Pak dosen membacakan tulisan dengan penuh hikmat dan sesekali menjadi bahan tertawaan di kelas dan menerka-nerka kepemilikan dari kertas tersebut. setelah membacakan semua tulisan di kertas tersebut sang bapak berkata, "di sini ada 1 kalimat yang cukup menarik buat saya, yaitu kecanduan HP." dari pernyataan tersebut lantas dengan menyambung kalimat sebelumnya ia bertanya, "apa maksud dari kecanduan HP disini?" semua dari kita menjawab dengan suara-suara kecil dan menggumam, seolah bersembunyi dibalik gua yang ramai orang, gatau kenapa saya rasa ini sudah bisa dikatakan virus yang mewabah, ibarat kata berani kalau ramai takut kalau sendiri. jadi kalau berpendapat ramai-ramai dan ngomong secara bersamaan pada berani, tapi saat disuruh ngomong dengan angkat tangan semua pada diam. ini sih bukan pengalaman yang saya alami saat dikuliah saja, dari saya SMP dan SMK juga begitu, hehehehhe. tapi sebenarnya itu kami bukan gak tau hanya saja masih takut dan gak pede untuk mengungkapkannya. seiring berjalannya waktu pasti harus berani berbicara di depan umum dan mempertanggung jawabkan apa yang telah kita ucapkan kok. 

Balik lagi ke pembicaraan kami tentang kencaduan HP, nah bapak dosen bertanya dan berharap kami menjawab dengan mengangkat tangan serta menjawab dengan suara yang lantang. satu persatu dari kami memberanikan diri untuk melakukan hal tersebut. ada seorang teman yang menjawab kecanduan berarti ketergantungan. yup dengan seksama sang dosen menjawab, ketergantungan seperti apa yang dimaksud? apakah kalau tidak menggunakan HP dia akan sakau atau pingsan, dan lain sebagainya. kelas sejanak hening, saya rasa teman-teman semua semakin berfikir atas topik yang dbicarakan

Masalah Jati diri, apakah facebook lebih banyak tentang citra diri dan jati diri, sebagian dari teman kelas saya menjawab citra diri .
 
;