Selasa, 20 Maret 2012

Belajar dari Lebah


    “Lebah adalah hewan kecil yang hina, yang bukanlah keturunan raja atau apalah dan lebah adalah hewan yang banyak di benci karena ia menyengat dan berbahaya. Tapi sebenarnya hidupnya sangat berharga dan selalu membantu banyak orang. Dia kecil tapi pengabdiannya hidup di dunia sangatlah besar.” cerita mama setiap sebelum aku tidur.
Kata-kata itu yang selalu menemani tidurku, dan sampai sekarang aku sudah menginjak umur  17 tahun, dan cerita itu selalu menjadi moto di hidupku.
Kring kring kring. Jam wekkerku pun berkokok tepat pada pukul 05.30 aku beranjak ke kamar mandi dan mengambil air wudhu untu sholat subuh.
“uda bangun kamu sayang?” Tanya mama saat aku menuju kamar mandi dekat dapur ku
“uda ma, ini mau sholat subuh dulu.”
“ya uda, mama mau banguni adik kamu dulu yah.”
“iya ma.”
                Hari mulai menunjukkan teriknya mata hari, aku pun segera berangkat kesekolah dengan angkutan umum yang selalu mengantarku sampai di depan gang sekolah ku. itu karena orang tuaku gak sanggup membelikan kendaraan pribadi atau mengantar aku sampai kesekolah, dan orang tuaku juga ingin mengajarkan rasa mandiri terhadap anak-anaknya.
                Saat sampai di depan kelas aku melihat Naya, cewek yang merasa paling cantik dan pintar sesatu sekolah ku.
“dengaren ini anak murung, biasanya pagi begini dia uda nongol aja sama ganknya di depan kelas sambil ketawa-ketawa.” Ucapku dalam hati
                Perlahan-lahan aku mendekati tempat duduk ku dan melewati Naya yang duduk d depan tempat dudukku. Dan tiba-tiba aku di kejutkan dengan suara yang nyaring yang mengebut namaku.
“Dara…”
                Reflek akupun menoleh ke belakang dan melihat orang yang selama ini gak pernah bicara denganku kini ia memanggil namaku.
“wah Naya  memanggil namaku, ada apa ini yah.” Ucapku dalam hati.
“kenapa Nay?” Tanya ku pada Naya sambil mendekatinya
“aku mau nanya sama kamu, kamua kok jadi orang sederhana dan baik banget sih?” tanyanya agak ketus.
“kok kamu Tanya aku begitu Nay?” aku bertanya balik ke Naya.
“iya selama ini aku selalu memperhatikan kamu, aku heran sama kamu, kamu ini manusia atau malaikat sih?”
“maksud kamu apa si Nya?”
“iya kamu itu selalu aja menikmati kehidupanmu, walaupun kamu orang yang di bilang kurang mampu, dan kamu selalu saja berusaha membantu orang lain walaupun kamu kesusahan.”
“Mama ku selalu bilang kita hidup harus seperti lebah.”
“maksudnya?” Tanya Naya bingung
“iya soalnya lebah itu kan hewan kecil tapi hidupny sangat bermanfaat bagi orang banyak.”
“ih kamu itu aneh deh.”
“ya itu terserah kamu mau bilang gi mana.” Jawab Dara sambil tersenyum.
                Teng teng teng, bunyi bel masuk sekolah dan Dara pun kembali ke tempat duduknya.
                Setelah pulang sekolah Aku yang biasanya pulang sekolah jalan menuju depan gang sekolahku melihat Ibu-ibu yang membawa beban berat bergegas langkah kakiku menhampiri dan membantu ibu itu.
“ibu mau ke mana bu?” Tanya ku pada ibu yang tidak ku kenal itu.
“ini nak ibu dari pasar tadi, beli bahan-bahan untuk besok pagi ibu jualan sarapan pagi.” Jawab ibu dengan suara lembut.
“kenapa ibu gak naik angkutan umum?”
“Dompet ibu ilang nak, ibu gak tau jatuh d mana.” Jawab ibu itu dengan lemas.
“ya uda gini, dari pada ibu jalan membawa barang-barang yang berat ini, ibu naik becak aja yah.” Kataku membujuk ibu itu.
“gak usah nak, ibu bisa jalan kok, rumah ibu di simpang ujung jalan ini kok.”
“ya ampun buk, simpang itu jan jauh.”
“Becaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkk.” Jeritku memanggil tukang becak di simpang gang.
“bang, antar ibu ini yah, ke simpang ujung jalan ini.” Kata ku kepada tukang becak yang akan mengantar ibu.
“iya nengg.” Jawab tukang becak.
“ini bang uangnya.” Lanjutku sambil menegluarkan uang Rp.10.000 dari saku bajuku.
“ya sudah sekarang ibu pulang naik becak aja yah.” Kata ku pada ibu.
“makasi banyak yah nak.”
“iya samasama bu.”
                Dan tidak sengaja saat aku mau beerjalan lagi ke depan aku ngelihat Naya yang ternyata dari tadi ngikuti aku.
“kenapa yah?” Tanya ku dalam hati.
                Sejenak aku terdiam dan sesekali melihat ke belakang apakah Naya masih mengikutiku. Di rumah aku di kejutkan dengan kedatangan Naya 15 menit setelah aku sampai di rumah.
“Naya, ada apa?” Tanya ku bingung
“aku Cuma mau main sama kamu aja kok.”
                Aku yang masih sangat terkejut karena kedatangan naya ke rumah dan membuat fikiran ku menjadi flash back mengingat semua perlakuan naya yang sangat sombong di sekolah, merasa orang paling kaya karena Papanya seorang Pengusaha besar, merasa paling pintar dan paling cantik se Jagad Raya.
“Nay.” Ucap Naya membuatku terkejut.
“Eh iya iya.” Jawab ku sambil menyentakkan bahuku.
“kamu ada apa yah kok tiba-tiba datang ke rumahku?” lanjutku bertanya
“gini Ra, aku mau cerita ke kamu, aku nyesel banget selama ini aku udah jadi anak yang sombong, dan sekarang aku sangat-sangat tidak menerima keadaanku.” Cerita Naya.
“maksudnya?”
“Iya Ra Papa ku bangkrut semua barang-barang uda di jual dan hanya tersisa rumah petak yang kebil seperti rumah kamu ini. Sebenarnya aku belum bisa nerima keadaan ini. Aku mau belajar hidup sederhana seperti kamu.”
“Naya belajar ikhlas itu emang susah tapi semua akan gampang kalo kamu uda niat, aku turut bersedih atas kesedihan keluatga kamu. Tadi di sekolah juga uda aku bilang kita harus belajar dari hidupnya lebah kan.”
“Iya Ra, tapi aku masih bngung.”
“perlahan-lahan kamu pasti bisa ngerti kok, aku bakal bantu kam, untuk terima takdir ini.”
“Makasi yah ra.” Ucap Naya sambil memelukku.

                Kesederhanaan adalah pakaianku, belajar dari Lebah membuatku selalu mensyukuri hidup dan selalu berusaha menjadi orang yang berguna buat orang lain. Semoga sahabat FM semua bisa ngikuti Sifat lebah yah.

2 komentar:

2082015 mengatakan...

trims artikelnya bermanfaat
kunjungi kami +folow
http://hennyamrianibs.blogspot.com/
henny

fanni mardhotillah mengatakan...

oke mbak Henny amriani
terima kasih atas kunjungannya.
oke saya follow yah, dan salam kenal

Posting Komentar

 
;