“Lebah adalah hewan kecil yang
hina, yang bukanlah keturunan raja atau apalah dan lebah adalah hewan yang
banyak di benci karena ia menyengat dan berbahaya. Tapi sebenarnya hidupnya
sangat berharga dan selalu membantu banyak orang. Dia kecil tapi pengabdiannya
hidup di dunia sangatlah besar.” cerita mama setiap sebelum aku tidur.
Kata-kata itu yang selalu menemani
tidurku, dan sampai sekarang aku sudah menginjak umur 17 tahun, dan cerita itu selalu menjadi moto
di hidupku.
Kring kring kring. Jam wekkerku pun
berkokok tepat pada pukul 05.30 aku beranjak ke kamar mandi dan mengambil air
wudhu untu sholat subuh.
“uda bangun kamu sayang?” Tanya mama saat aku menuju kamar
mandi dekat dapur ku
“uda ma, ini mau sholat subuh dulu.”
“ya uda, mama mau banguni adik kamu dulu yah.”
“iya ma.”
Hari
mulai menunjukkan teriknya mata hari, aku pun segera berangkat kesekolah dengan
angkutan umum yang selalu mengantarku sampai di depan gang sekolah ku. itu
karena orang tuaku gak sanggup membelikan kendaraan pribadi atau mengantar aku
sampai kesekolah, dan orang tuaku juga ingin mengajarkan rasa mandiri terhadap
anak-anaknya.
Saat
sampai di depan kelas aku melihat Naya, cewek yang merasa paling cantik dan
pintar sesatu sekolah ku.
“dengaren ini anak murung, biasanya pagi begini dia uda
nongol aja sama ganknya di depan kelas sambil ketawa-ketawa.” Ucapku dalam hati
Perlahan-lahan
aku mendekati tempat duduk ku dan melewati Naya yang duduk d depan tempat
dudukku. Dan tiba-tiba aku di kejutkan dengan suara yang nyaring yang mengebut
namaku.
Reflek
akupun menoleh ke belakang dan melihat orang yang selama ini gak pernah bicara
denganku kini ia memanggil namaku.
“wah Naya memanggil
namaku, ada apa ini yah.” Ucapku dalam hati.
“kenapa Nay?” Tanya ku pada Naya sambil mendekatinya
“aku mau nanya sama kamu, kamua kok jadi orang sederhana dan baik banget sih?”
tanyanya agak ketus.
“kok kamu Tanya aku begitu Nay?” aku bertanya balik ke Naya.
“iya selama ini aku selalu memperhatikan kamu, aku heran sama kamu, kamu ini
manusia atau malaikat sih?”
“maksud kamu apa si Nya?”
“iya kamu itu selalu aja menikmati kehidupanmu, walaupun kamu orang yang di
bilang kurang mampu, dan kamu selalu saja berusaha membantu orang lain walaupun
kamu kesusahan.”
“Mama ku selalu bilang kita hidup harus seperti lebah.”
“maksudnya?” Tanya Naya bingung
“iya soalnya lebah itu kan hewan kecil tapi hidupny sangat bermanfaat bagi
orang banyak.”
“ih kamu itu aneh deh.”
“ya itu terserah kamu mau bilang gi mana.” Jawab Dara sambil tersenyum.
Teng
teng teng, bunyi bel masuk sekolah dan Dara pun kembali ke tempat duduknya.
Setelah
pulang sekolah Aku yang biasanya pulang sekolah jalan menuju depan gang
sekolahku melihat Ibu-ibu yang membawa beban berat bergegas langkah kakiku
menhampiri dan membantu ibu itu.
“ibu mau ke mana bu?” Tanya ku pada ibu yang tidak ku kenal
itu.
“ini nak ibu dari pasar tadi, beli bahan-bahan untuk besok pagi ibu jualan
sarapan pagi.” Jawab ibu dengan suara lembut.
“kenapa ibu gak naik angkutan umum?”
“Dompet ibu ilang nak, ibu gak tau jatuh d mana.” Jawab ibu itu dengan lemas.
“ya uda gini, dari pada ibu jalan membawa barang-barang yang berat ini, ibu
naik becak aja yah.” Kataku membujuk ibu itu.
“gak usah nak, ibu bisa jalan kok, rumah ibu di simpang ujung jalan ini kok.”
“ya ampun buk, simpang itu jan jauh.”
“Becaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkk.” Jeritku memanggil tukang becak di simpang
gang.
“bang, antar ibu ini yah, ke simpang ujung jalan ini.” Kata ku kepada tukang
becak yang akan mengantar ibu.
“iya nengg.” Jawab tukang becak.
“ini bang uangnya.” Lanjutku sambil menegluarkan uang Rp.10.000 dari saku
bajuku.
“ya sudah sekarang ibu pulang naik becak aja yah.” Kata ku pada ibu.
“makasi banyak yah nak.”
“iya samasama bu.”
Dan
tidak sengaja saat aku mau beerjalan lagi ke depan aku ngelihat Naya yang
ternyata dari tadi ngikuti aku.
“kenapa yah?” Tanya ku dalam hati.
Sejenak
aku terdiam dan sesekali melihat ke belakang apakah Naya masih mengikutiku. Di
rumah aku di kejutkan dengan kedatangan Naya 15 menit setelah aku sampai di rumah.
“Naya, ada apa?” Tanya ku bingung
“aku Cuma mau main sama kamu aja kok.”
Aku
yang masih sangat terkejut karena kedatangan naya ke rumah dan membuat fikiran
ku menjadi flash back mengingat semua perlakuan naya yang sangat sombong di
sekolah, merasa orang paling kaya karena Papanya seorang Pengusaha besar,
merasa paling pintar dan paling cantik se Jagad Raya.
“Nay.” Ucap Naya membuatku terkejut.
“Eh iya iya.” Jawab ku sambil menyentakkan bahuku.
“kamu ada apa yah kok tiba-tiba datang ke rumahku?” lanjutku bertanya
“gini Ra, aku mau cerita ke kamu, aku nyesel banget selama ini aku udah jadi
anak yang sombong, dan sekarang aku sangat-sangat tidak menerima keadaanku.” Cerita
Naya.
“maksudnya?”
“Iya Ra Papa ku bangkrut semua barang-barang uda di jual dan hanya tersisa
rumah petak yang kebil seperti rumah kamu ini. Sebenarnya aku belum bisa nerima
keadaan ini. Aku mau belajar hidup sederhana seperti kamu.”
“Naya belajar ikhlas itu emang susah tapi semua akan gampang kalo kamu uda
niat, aku turut bersedih atas kesedihan keluatga kamu. Tadi di sekolah juga uda
aku bilang kita harus belajar dari hidupnya lebah kan.”
“Iya Ra, tapi aku masih bngung.”
“perlahan-lahan kamu pasti bisa ngerti kok, aku bakal bantu kam, untuk terima
takdir ini.”
“Makasi yah ra.” Ucap Naya sambil memelukku.
Kesederhanaan
adalah pakaianku, belajar dari Lebah membuatku selalu mensyukuri hidup dan
selalu berusaha menjadi orang yang berguna buat orang lain. Semoga sahabat FM
semua bisa ngikuti Sifat lebah yah.