Senin, 27 Februari 2012

"Kenanganku"


Aku yang terus berjuang melawan penyakitku di tambah lagi dengan beban hidup dari orang-orang sekitarku. Yah tapi aku selalu berusaha selalu tersenyum dan bahagia di depan orang banyak. Fara adalah nama yang di berikan orang tuaku kepadaku, sejak umurku 7 tahun hingga sekarang aku mengidap penyakit tumor otak. Semua sudah dilakukan oleh keluarga ku termasuk mama dan papaku untuk menyembuhkan ku, tapi apalah daya semua ini sudah takdir dari Allah SWT. Yah, aku Cumbisa bersyukur atas apa yang di berikan tuhan padaku.
                Kelas XII SMA Negeri d medan, yah sekarang aku sudah kelas 2 SMA, Semua temanku awalnya tidak tahu kalau aku mengidap penyakit ini, karena aku tidak mau mereka berteman denganku karena merasa kasihan denganku. Aku punya 2 sahabat yang selalu menemaniku di saat aku susah maupun senang, dan mereka juga belum tau aku mengidap penyakit yang setiap hari membuat aku melemah. Vena dan Aya itulah nama mereka, berteman sejak SD membuat kami sangat akrab dan kompak dan pastinya selalu bisa mengerti satu dengan lainnya.
                “Sekarang kita uda kelas 3 yah we, gak terasa sebentar lagi uda mau UN.” Kata Vena kepada Fara dan Aya.
                “Iya, tamat SMA kita lanjut kemana yah? Aku sih maunya ke perguruan tinggi di Bandung.” Saut Aya.”
                “Iya aku juga mau kuliah di situ, kalo kamu gimana Far?”
                “Aku kayaknya mau istirahat yang panjang banget, soalnya aku capek.”
                “Maksud kamu apa far?” kata Aya terkejut.
                “Hehe, gak maksud aku, aku mau istirahat dulu gak usah belajar dulu 9 tahun mengenyam bangku sekolah buat aku bosen, jadi mau istirahat dulu.”
                “Oh gitu, kirai ntah kenapa. Yauda kalau itu mau kamu. Tapi janji yah far tahun selanjutnya kamu ikut kita di perguruan tinggi itu.” Kata Vena sambil merangkul Fara.
                “oke sep tenang aja kelen.” Jawab fara sambil tersenyum.
                Ketika asyik bicara, Arif cowok yang suka dengan Fara lewat dan menegur Fara.
                “Hay Far….”
                “Hay Rif….”
                “Far kayaknya kita mau balik ke kelas dulu lah. Bye Fara.” Kata Teman-teman fara sambil beranjak meninggalkan Fara.
                “Ih kalian, jangan tinggalli dong.” Saut Fara sambil teriak.
                “Far, aku mau ngomong sesuatu sama kamu.” Kata Arif, serius.
                “yah uda ngomong aja.”
                “Aku suka sama kamu sejak kita SD tapi aku baru sekarang berani bilang ke kamu, kamu mau gak jadi orang yang special buat aku?”
                Fara terdiam dan tatapannya kosong mengahadap Arif.
                “Far,…” sahut Arif karena Fara terdiam.
                “oh iya Rif, maaf.”
                “kasi aku waktu untuk berfikir Rif.”
                “Oke, aku tunggu Besok yah Far.”
                “Janganlah Rif kasi waktu 1 Bulan.”
                “Kenapa harus 1 Bulan Far? Aku butuh kepastian Far.”
                “Tapi kamu gak ngerti Rif. Tolong Rif, kalau kamu serius kamu pasti mau nunggu.”
                “Okelah, aku tunggu yah Far, Aku selalu nunggu Far. Ya uda, aku antar kamu ke kelas yah Far.”
                “Iya, J.”
                Pulang sekolah Vena, Aku dan Aya mau pergi ke Pusat perbelanjaan di Medan. Saat kami sedang asyik jalan Aku yang sudah merasa lelahpun telihat pucat dan Mimisan.
                “Far kamu mimisan?” kata Vena terkejut.
                “hah, gak ah, gak apaapa ini kok.” Jawab Fara sambil memegang hidungnya yang penuh darah.
                “Beneran gak apapa Far, yaudah kita pulang aja yuk, mungkin kamu kecapean.” Kata Aya, Cemas.
                “Ya udah. Tapi aku gak apapa kok.”
                Hari demi hari ku jalani, sakit yang aku derita selalu membuat aku berusaha selalu kuat untuk bertahan hidup, tapi jujur aku sudah tidak kuat, aku ingin istirahat, ingin tidur dalam jangka waktu lama.  Sakit setiap hari membuatku terbiasa dengan obat-obat yang di berikan dokter padaku. Puncaknya pada Tanggal 30 Januari kepalaku terasa berat, dan sakit yang sehari-hari beda dengan sakit yang hari itu kurasa, hanya menangis dan berteriak yang dapat kulakukan, mama dan papa datang untuk membawaku ke rumah sakit, tapi aku tidak mau.
                “Ma, Fara uda capek, Fara mau istirahat ma, Fara mau tidur panjang.”
                “Kamu uda capek sayang, tapi kamu harus kuat sayang, kamu pasti sembuh.” Jawab mama sambil menangis dan memelukku dengan erat.
                “Fara, sudah berjuang, tapi mungkin inilah puncak dari perjuangan  Fara, Ma.”
                “Mama sayang sama fara, Fara yang tenang yah sayang. Kamu istirahat yang tenang yah sayang.”
                “Ma, Fara titip ini yah untuk di berikan ke Arif. Ma, makasi buat semua yang uda mama berikan ke Fara.”
                “Iya sayang, kamu tidur yang lelap yah sayang.” Jawab mama sambil menangis dan memeluk erat tubuh Fara yang terbaring di atas tempat tidur.
                Di pelukan Mama Akupun tertidur pulas dan tidak ada yang bisa membangunkan aku, Sebenarnya Di hari itu aku ingin mengatakan ke Arif, kalau aku juga sayang sama Arif, Tetapi semua hanya tinggal kenangan, semoga isi suratku bisa menjawab Semua penantian Arif selama ini.
                “Arif, maaf kalau aku menggantung perasanmu, hari ini seharusnya aku menjawab penantianmu, tetapi aku harus pergi untuk selama-lamanya karena sakit yang kuderita selama 8 Tahun. Sebenarnya aku juga sayang sama kamu, tapi aku hanya gak mau kamu punya pacar yang sudah d vonis umurnya hanya tinggal 3 bulan. Aku berharap kamu dapat cew yang lebih baik lagi dari pada aku. Mungkin inilah akhir dari kita, kita gak bisa bersatu di Dunia, tapi yakinlah kita abadi di alam lain kalau kita saling tulus. Arif, Maaf kalau aku gak pernah bilang kalau aku sakit, aku hanya gak mau kalian merasa kasihan dengan aku. Aku selalu di sampingmu Rif.” Desah suara Arif sambil membaca surat terakhir dari Fara, dan terlihat air mata yang menetes d pipinya.
                “Aku juga sayang sama kamu Fara tulus sekali.”
                “Tuhan kenapa kami gak bisa bersatu? Tuhan satukan kami di sana nanti.” Jerit Arif penuh penyesalan.
                Setiap kejadian tidak akan berakhir sama, setiap manusia mempunyai takdirnya masing-masing. Sayangi orang yang sayang dengan kamu, karena kalau sudah semuanya tiada barulah semua itu terasa.

2 komentar:

♔Ahmad Subqie Ariantoe♔ mengatakan...

wah keren
kunjungan balik yah.
http://ahmadsubqi1.blogspot.com/
jangan lupa beri komentar dan follbacknya.

fanni mardhotillah mengatakan...

oke makasi mas ahmad subqie.
oke akan saya follback :)

Posting Komentar

 
;